Akibat Banjir Petani Rugi Puluhan Juta, SDN Lango Masih Libur
WASPADA(Meulaboh)-Banjir yang melanda 8 kecamatan di Kabupaten Aceh Barat tak hanya menimbulkan gelombang pengungsian dan terhentinya proses belajar mengajar disejumlah sekolah. Musibah itu juga merusak puluhan hektar lahan pertanian dan perkebunan warga. Petani merugi puluhan juta karena hasil panen mereka ikut tersapu banjir.
Sebahagian besar warga yang berdomisili di 8 kecamatan di Aceh Barat bekerja sebagai petani. Mereka menanan Padi, Kacang dan Cabai. Pasca banjir sebahagian besar petani yang terkena dampak banjir memungut sisa hasil panen mereka.
”Hanya ini yang tersisa, mungkin tidak sampai 5 karung. Biasannya perpetani bisa mencapai 1,5 ton setiap panen. Sekilonya Rp 12 ribu,” kata Juanda ketua kelompok tani desa Seumantok Kecamatan Pante Cermin, Sabtu (2/1)kepada Wartawan.
Menurut Juanda, saat banjir sebahagian besar petani Kacang Tanah di Desa Seumantok baru selesai panen Kacang. Banjir yang datang begitu cepat membuat petani tak sempat menyelamatkan kacang tanah yang masih berada di pagar-pagar sekitar areal persawahan.
Pantauan Waspada, petani terpaksa memungut kacang sisa-sisa hasil panen yang tersangkut dipagar-pagar sekitar lahan mereka. Kondisi serupa juga dilakukan petani yang menanam padi didesa Lango Kecamatan Pante Cermin. Mereka memilih padi sisa-sisa banjir yang masih tersangkut dipagar sekitar areal persawahan.
Para petani mengaku merugi hingga puluhan juta karena sebahagian besar hasil panen mereka tidak dapat diselamatkan. Selain menghanyutkan hasil panen yang masih berada di ladang, banjir juga merendam padi maupun Kacang yang tersimpan dirumah-rumah. ”Sekarang ya memamfaatkan sisa inilah tapi ya hasilnya tak seperti harapan kami.Mudah-mudahan ada perhatian dari pemerintah untuk membantu kami,”kata Juanda.
Belum Belajar
Sementara itu tidak adannya tenaga bantuan untuk membersihkan fasilitas maupun ruang kelas yang terkena dampak banjir, membuat proses belajar mengajar di SDN Lango hingga Sabtu belum dimulai. Meski tidak diliburkan namun murid belum belajar karena mereka harus membersihkan sendiri ruang kelas yang masih berlumpur.
”Ya beginilah pak, namannya anak-anak yang membersihkan kebanyakan mainnya. Kita prihatin juga dan ikut membantu bersih-bersih tapi didesa ini semua juga kena musibah jadi warga tak sempat membantu,”kata Zulkifli salah seorang guru SD Lango.
SDN Llango merupakan sekolah terparah yang terkena dampak banjir. Dari enam kelas yang ada, satu diantarannya ambruk dihantam banjir. Banjir juga merendam ratusan buku pelajaran SDN itu.
”Kami berharap ada petugas dari pihak terkait yang ikut membantu bersih-bersih. Tapi sampai kemarin (Sabtu-red) belum ada yang datang. Ada tapi Cuma lihat-lihat saja,”kata Zulkifli.(cak)
0 komentar:
Posting Komentar
komentar anda